Jerry Agus Wibowo
Mahasiswa Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan
Seri Cerita dari Desa menampilkan potret kehidupan petani yang ditulis oleh mahasiswa peserta program Muda-Mudi Peduli Pertanian Cerdas Iklim Land4Lives, berdasarkan pengalaman mereka mendampingi petani beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.
Budidaya tanaman padi merupakan pekerjaan utama yang ditekuni oleh masyarakat Desa Timbul Jaya Banyuasin Sumatera Selatan. Banyak kendala yang dirasakan oleh petani mulai dari sulitnya mendapatkan pupuk, harga padi yang murah, keasaman tanah, pirit, penyakit, hama tanaman dan infrastruktur jalan.
Untuk mengatasi kondisi dan situasi yang menjadi kendala dalam melakukan budidaya tanaman padi, petani Desa Timbul Jaya melakukan berbagai cara mulai dengan cara turun-menurun hingga penggunaan pestisida. Salah satu kendala petani yang sampai saat ini menjadi ancaman terbesar penurunan kualitas dan kuantitas hasil tanaman padi adalah hama tikus.
Teknik budidaya yang dilakukan petani Desa Timbul Jaya dengan cara tabela atau tabur benih langsung menjadikan titik utama hasil padi hanya pada satu tanaman padi tanpa anakan. Hal ini menjadikan hama tikus adalah musuh paling membahayakan karena tikus sawah dapat menyerang tanaman padi pada semua stadia. Serangan hama tikus dengan merusak hampir seluruh tanaman terutama bulir padi dapat menyebabkan gagal panen.
Anggraini dkk., berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dalam program kreativitas mahasiswa pada 2019, menyatakan bahwa kerusakan yang diakibatkan serangan tikus dapat menurunkan hasil produksi padi hingga 80%. Hama tikus yang aktif menyerang pada malam hari dan pada siang hari masuk ke dalam sarang menyulitkan petani dalam pengendaliannya.
Selain itu, kemampuan tikus dalam berkembang biak dengan cepat dan menyerang secara komunal hingga cepat beradaptasi adalah kelebihan hama ini. Faktor lain seperti perubahan iklim yang dirasakan oleh masyarakat dan petani berakibat pada peningkatan serangan hama tikus.
Perubahan musim hujan dan musim kemarau tidak hanya mengubah jadwal tanam tetapi mengubah dan mempengaruhi segala ekosistem lingkungan. Kenaikan suhu akibat kemarau yang panjang berdampak pada kekeringan dan kenaikan pirit pada lahan persawahan Desa Timbul Jaya, sedangkan curah hujan yang tinggi dapat berakibat pada kegagalan awal tanam padi.
Tingginya curah hujan dapat menarik serangan hama dan berakibat kerusakan tanaman sehingga hasil produktivitas tanaman padi menurun. Dampak suhu dan kelembaban udara yang meningkat mempengaruhi organisme pengganggu tanaman memicu pertumbuhan dan perkembangannya, jenis hama yang meningkat pada tanaman padi yaitu hama tikus dan tungro.
Kesadaran petani dalam pengendalian hama tikus merupakan langkah awal yang perlu ditingkatkan. Pada umumnya petani padi Desa Timbul Jaya melakukan pengendalian tikus dengan pagar listrik. Penggunaan pagar listrik dalam melakukan pengendalian tikus telah dilakukan sejak lama.
Cara petani dalam mengurangi serangan hama tikus dengan mengalirkan tegangan listrik di sekeliling lahan persawahan. Pembangkit listrik yang digunakan adalah junset atau rakitan petani sendiri yang dihidupkan pada malam hari dan dimatikan pada pagi hari.
Prosedur keselamatan yang diupayakan petani dengan memberikan tanda himbauan atau lampu yang menandakan adanya aliran listrik di sekitar persawahan. Petani yang menggunakan teknik ini pada pagi hari akan mengelilingi sawah dan mencari tikus yang mati akibat tersentuh pagar listrik.
Dalam satu hari petani padi dapat membunuh tikus hingga puluhan, hasil yang cukup maksimal ini menjadi alasan petani terus menggunakan pagar listrik. Selain menambah pengeluaran petani dengan membeli bahan bakar pembangkit listrik, cara ini membahayakan petani padi.
Pada tahun 2023 petani berinisial M (laki-laki) meninggal dunia akibat menyentuh pagar listrik yang dirakit sendiri. Kasus yang serupa tidak hanya terjadi satu kali melainkan sudah pernah terjadi sebelumnya, namun pada kasus yang lain kematian yang diakibatkan pengendalian tikus ini merenggut warga lokal yang tidak sengaja menyentuh pagar listrik pada malam hari karena kurangnya titik lokasi himbauan di setiap pagar.
Tingginya tegangan yang digunakan bukan hanya sekedar untuk cepat mematikan hama tikus, tetapi jika tegangan listrik yang digunakan rendah maka berakibat pada kerusakan atau konslet pada pembangkit listrik jika disentuh tikus dengan jumlah yang banyak. Hama tikus yang meresahkan petani dan penggunaan pagar listrik sudah saatnya ditindaklanjuti dengan solusi yang efektif dan aman bagi petani maupun lingkungan.
Keresahan hasil panen padi yang menurun akibat hama dan mahalnya pupuk anorganik menjadikan Pak Adi untuk merubah pola pertanian menjadi semi organik. Pak Adi merupakan ketua kelompok belajar binaan ICRAF Desa Timbul Jaya Banyuasin yang mencoba untuk mengaplikasikan pupuk organik.
Hal ini bermula ketika Pak Adi memperhatikan tanaman padi yang tumbuh sehat dan subur di bekas lahan tumpukan jerami padi pada panen musim sebelumnya. Karena hal ini Pak Adi mengaplikasikan pupuk organik mulai dari pupuk PSB, Biosaka, dan cara budidaya organik yang dipelajari selama bergabung menjadi anggota kelompok belajar ICRAF.
Teknik membuka lahan tanpa bakar dan mengurangi sekitar 80% penggunaan pupuk kimia, hasil panen yang didapatkan tidak jauh dengan cara budidaya sebelumnya dengan penggunaan pupuk anorganik secara penuh. Selain modal tanam yang rendah dan hasil padi yang lebih aman karena bebas penggunaan pestisida dan rendah pupuk anorganik, banyak hal positif yang dirasakan oleh Pak Adi selama menjadi petani padi semi organik.
Dalam wawancara yang dilakukan, Pak Adi menegaskan bahwa keuntungan yang dirasakan bukan hanya sekedar untuk saat ini, seperti padi yang lebih berbobot, kualitas padi yang lebih baik, ekosistem lingkungan terjaga, keanekaragaman hayati yang menguntungkan lebih banyak dan padi lebih aman dari hama tikus.
Penggunaan pupuk organik merupakan bagian dari bagaimana petani dapat menjaga lingkungan bukan mencemari lingkungan dengan dampak negatif penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan. Pesan yang disampaikan oleh Pak Adi untuk petani adalah beranilah untuk mencoba dan keluar dari ketergantungan pupuk anorganik, karena berjalan tapi pelan lebih baik daripada berhenti di kubangan api.
Pengendalian hama bukan hanya sekedar bagaimana cara petani untuk mengurangi tingkat serangannya, tetapi bagaimana pola pertanian yang aman dan ramah lingkungan. Penggunaan pestisida dan pupuk anorganik yang berlebihan memiliki banyak dampak negatif. Faktanya dampak yang banyak dirasakan adalah kenaikan kebutuhan pupuk, kerusakan ekosistem, serangan hama dan penyakit tanaman.
Pertanian semi organik yang dilakukan merupakan contoh penerapan pertanian berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan adalah cara budidaya pertanian yang seimbang antara ekosistem, ekonomi, lingkungan dan manusia yang berkelanjutan untuk saat ini dan kedepan.
Terjaganya ekosistem, pengendalian hama yang aman dan tetap memperhitungkan hasil produksi tanaman menjadikan pertanian berkelanjutan adalah jawaban dari kendala pertanian yang ramah lingkungan.