Priscila J. E. T. Togatorop
Mahasiswa Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan
Seri Cerita dari Desa menampilkan potret kehidupan petani yang ditulis oleh mahasiswa peserta program Muda-Mudi Peduli Pertanian Cerdas Iklim Land4Lives, berdasarkan pengalaman mereka mendampingi petani beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. Tulisan ini mewakili pandangan pribadi penulis.
Dalam kehidupan sehari-hari, perempuan kerap digambarkan sebagai sosok yang mengemban banyak peran. Perempuan adalah ibu, istri, anak, karyawan, dan tulang punggung rumah tangga. Peran perempuan dalam mendukung pembangunan sektor pertanian meliputi tahapan proses produksi, seperti pra produksi, produksi, pasca produksi, hingga pemasaran. Mereka terutama berperan dalam kegiatan yang memerlukan ketekunan, ketelitian, dan keahlian negosiasi yang tinggi.
Desa Turu Adae terletak di Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Desa ini merupakan hasil pemekaran dari Desa Mappesangka di Kecamatan Ponre. Di desa ini terdapat kelompok tani Siamasei yang diinisiasi bersama oleh warga desa dan ICRAF Indonesia dalam riset-aksi Land4Lives. Jumlah anggota perempuan dalam kelompok ini sedikit, tetapi merekalah yang lebih aktif mengurus dan mengelola kebun dapur desa serta kegiatan pelatihan lainnya. Anggota kelompok laki-laki kebanyakan lebih berfokus pada pengelolaan kebun pribadi dan ternak mereka.
Kerja sama antara Desa Turu Adae dan tim ICRAF melibatkan pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia. Kelompok belajar yang difasilitasi ICRAF menjadi wadah masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru. Masyarakat desa dapat membagikan informasi yang mereka peroleh kepada keluarga dan masyarakat sekitar.
Melibatkan perempuan dalam pertanian berkelanjutan akan menciptakan sistem pertanian yang mampu memenuhi kebutuhan pangan. Peranan perempuan di Desa Turu Adae terlihat dari kontribusi mereka dalam pengelolaan dan perawatan kebun dapur. Mereka terlibat dalam setiap proses di desa, seperti perawatan bibit, pembersihan lahan kebun percontohan, pengajiran, dan pembuatan lubang tanam. Perempuan muda maupun tua aktif berpartisipasi.
Namun, perempuan-perempuan ini sering terabaikan dalam diskusi tentang pertanian berkelanjutan. Padahal, mereka dapat memberikan kontribusi signifikan bagi sektor pertanian dan ketahanan pangan. Keadaan kebun dapur yang terawat dengan baik di Desa Turu Adae menunjukkan kesadaran tinggi perempuan tentang pentingnya ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya alam.
Perempuan tidak hanya aktif di kebun dapur, tetapi juga berpartisipasi dalam kegiatan di kebun belajar yang menjadi percontohan di desa. Semangat mereka terbukti melalui kehadiran tinggi dalam setiap pelatihan di kelompok belajar Siamasei dan implementasi langsung di lapangan.
Dapat disimpulkan bahwa perempuan di Desa Turu Adae sangat berperan dalam pertanian berkelanjutan. Mereka mengelola kebun dapur dengan efisien dan berpartisipasi aktif dalam semua proses.
Melalui kerja sama, perempuan memperoleh keterampilan pertanian yang meningkat dan mempermudah berbagai proses di kebun. Hal ini menunjukkan pembagian peran yang baik dan kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki untuk mencapai hasil yang lebih optimal.
Artikel ini mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan pandangan resmi CIFOR-ICRAF Indonesia
Baca artikel lainnya dalam seri Cerita dari Desa