Muh. Reza Shah Pahlevi
Mahasiswa Universitas Hasanuddin, Sulawesi Selatan
Seri Cerita dari Desa menampilkan potret kehidupan petani yang ditulis oleh mahasiswa peserta program Muda-Mudi Peduli Pertanian Cerdas Iklim Land4Lives, berdasarkan pengalaman mereka mendampingi petani beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. Tulisan ini mewakili pandangan pribadi penulis.
Kondisi di desa Massila, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone, merupakan contoh nyata bagaimana perempuan - khususnya ibu-ibu - memiliki peran yang signifikan dalam pertanian berkelanjutan. Salah satu upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan dilakukan melalui pembangunan kebun dapur.
Kebun dapur memiliki peran penting dalam mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan maupun pemenuhan gizi keluarga. Dalam mewujudkan hal tersebut, tidak lepas dari peran perempuan itu sendiri dalam pengelolaan dan pemanfaatan kebun dapur sebagai langkah untuk mendukung ketahanan pangan dalam keluarga.
Kebun dapur merupakan salah satu bentuk pertanian pangan berkelanjutan yang dapat memberikan manfaat gizi dan ekonomi bagi keluarga. Selain memberikan sumber makanan segar bagi keluarga, kebun dapur juga menjadi tempat untuk mengajarkan nilai-nilai kebersihan, keberagaman jenis tanaman, dan pentingnya pengelolaan sumber daya alam dengan bijak.
Di Desa Massila, terdapat kelompok petani yang sering disebut dengan kelompok belajar Pada’idi. Kelompok tersebut mengelola beberapa kegiatan salah satunya pembangunan kebun dapur. Jumlah petani yang aktif di kelompok Pada’idi antara perempuan dan laki-laki cukup seimbang. Untuk laki-laki, mereka lebih berfokus kepada pengelolaan kebun pribadi, sehingga lebih banyak perempuan yang ikut dalam kegiatan di kebun dapur. Hal tersebut didukung dengan data dan fakta yang ada di lapangan ketika dilakukan pertemuan rutin.
Dalam rangka menerapkan pendekatan pertanian berkelanjutan, maka aspek ekonomi, ekologi, dan sosial akan cukup diperhitungkan dalam praktik pertanian. Dengan pelibatan dan peran aktif perempuan dalam pertanian berkelanjutan, akan tercipta sistem pertanian yang mampu memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengorbankan keberlanjutan generasi masa depan.
Perempuan di Desa Massila memiliki keterampilan alami dan kepekaan terhadap hal-hal kecil. Ini membuat mereka menjadi pengelola kebun dapur yang baik dan teratur. Mereka juga pandai mengerjakan banyak hal sekaligus. Selain itu, perempuan desa memiliki pengetahuan yang luas tentang konservasi sumber daya hayati lokal dan penggunaannya untuk pangan, obat-obatan, dan keperluan rumah tangga lainnya. Pengetahuan ini sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan dan keanekaragaman hayati.
Kelompok belajar Pada'idi yang diinisiasi bersama ICRAF Indonesia dalam riset-aksi Land4Lives, memegang peran penting sebagai jembatan penyampaian ilmu yang mereka dapatkan untuk disebarluaskan kepada keluarga ataupun tetangga sekitar. Hal ini bertujuan untuk mengedukasi dan membina mereka, demi mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Kondisi kebun dapur di Desa Massila pun tergolong sangat baik dan terawat. Kondisi tersebut mencerminkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab.
Peran perempuan dalam pertanian berkelanjutan, seperti yang terjadi di Desa Massila, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone, bukanlah sekadar hal simbolis semata. Data menunjukkan bahwa ibu-ibu di desa tersebut memiliki kontribusi yang signifikan dalam pengelolaan kebun dapur, sebuah aspek yang vital dalam mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan keluarga. Kendati jumlah perempuan yang aktif di kebun dapur lebih banyak daripada laki-laki, namun peran mereka seringkali disepelekan bahkan suara perempuan dalam diskusi maupun rapat-rapat biasanya diabaikan.
Perempuan di Desa Massila telah menunjukkan keahlian alami dan kepekaan terhadap detail, yang memungkinkan mereka untuk menjadi pengelola kebun dapur yang efisien dan terorganisir dengan baik. Kemampuan multitasking yang dimiliki perempuan juga memungkinkan mereka untuk menjalankan peran sebagai pengelola kebun dapur sambil tetap melaksanakan tugas-tugas rumah tangga lainnya, seperti memasak dan merawat keluarga. Lebih dari itu, pengelolaan kebun dapur oleh perempuan turut berkontribusi dalam melestarikan keanekaragaman hayati lokal dan pengetahuan tradisional terkait pemanfaatan tanaman pangan.
Keterlibatan perempuan dalam kegiatan produktif seperti ini meningkatkan peran mereka dalam pembangunan pertanian dan penguatan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Oleh karena itu, keikutsertaan perempuan dalam kebun dapur merupakan langkah strategis yang mengintegrasikan isu ketahanan pangan, ekonomi keluarga, pelestarian alam, dan pemberdayaan gender secara berkelanjutan.
Pada tingkat kolaborasi, ICRAF memainkan peranan penting dalam upaya pembinaan dan pemberdayaan perempuan di Desa Massila. ICRAF memberikan bibit beraneka ragam jenis tanaman pangan kepada anggota kelompok kebun dapur. Dengan menanam berbagai jenis tanaman pangan di kebun dapur, anggota kelompok kebun dapur dapat memperoleh sumber makanan yang lebih beragam dan bergizi untuk keluarga mereka. Ini akan membantu meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Selain itu, ICRAF juga memberikan pengetahuan kepada anggota kelompok tentang jenis tanaman pangan yang cocok ditanam di daerah mereka dan cara menanamnya dengan baik. Ini untuk memastikan tanaman dapat tumbuh dengan subur. Jadi, dengan menanam berbagai tanaman pangan yang sesuai di kebun dapur, keluarga anggota kelompok dapat memperoleh sumber makanan yang lebih beragam, bergizi, dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.
Kondisi kebun dapur di kelompok Pada’idi dapat kita lihat sangat baik dan terawat di Desa Massila, mencerminkan tingginya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab. Melalui inisiatif seperti ini, perempuan di desa tersebut bukan hanya menjadi agen perubahan lokal, tetapi juga berkontribusi pada tujuan global untuk mencapai pertanian yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Peran perempuan tidak hanya dilihat sebagai pelaku terpinggirkan, tetapi sebagai penentu kunci dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan lestari.
Peran perempuan di Desa Massila dalam pertanian berkelanjutan sangat penting. Mereka mengelola kebun dapur dengan efisien, sementara laki-laki fokus pada kebun pribadi. Atas pembinaan dari ICRAF, perempuan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan praktik pertanian berkelanjutan. Selain itu, perempuan menciptakan kebun dapur yang terjaga dan berkontribusi pada tujuan global keberlanjutan pertanian.
Keterlibatan perempuan sebagai agen perubahan merupakan kunci untuk menciptakan pertanian yang inklusif, adil, dan ramah lingkungan. Dengan demikian, dari pengalaman yang kami dapatkan di kebun dapur kelompok Pada’idi di Desa Massila, kita bisa melihat nilai positif serta manfaat ketika perempuan terlibat secara aktif dalam kegiatan pertanian berkelanjutan, baik bagi desa itu sendiri maupun bagi keberlanjutan pertanian secara keseluruhan.
Artikel ini mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan pandangan resmi CIFOR-ICRAF Indonesia
Baca artikel lainnya dalam seri Cerita dari Desa