Arsen Pettrick
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan
Seri Cerita dari Desa menampilkan potret kehidupan petani yang ditulis oleh mahasiswa peserta program Muda-Mudi Peduli Pertanian Cerdas Iklim Land4Lives, berdasarkan pengalaman mereka mendampingi petani beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. Tulisan ini mewakili pandangan pribadi penulis.
Tanaman rempah memiliki segudang manfaat kesehatan yang dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh. Budidaya tanaman rempah sendiri dapat memberikan keuntungan bagi petani untuk kebutuhan rumah tangga sebagai bumbu dapur, obat – obatan alami, pestisida nabati, dan berbagai kebutuhan lainnya. Tingginya curah hujan akibat fenomena La Nina terkadang sering mengakibatkan stok rempah rimpang berkurang, baik stok untuk dikonsumsi maupun stok bibit yang dapat ditanam. Sehingga perlu dilakukan inovasi perbanyakan tanaman rempah melalui inovasi teknologi pemotongan rimpang rempah.
Mayoritas masyarakat Desa Timbul Jaya adalah suku Jawa. Hampir semua masyarakat Desa Timbul memerlukan rempah rimpang sebagai bumbu pelengkap dari masakan hariannya. Tingginya kebutuhan masyarakat Desa Timbul Jaya terhadap rempah tidak membuat petani memanfaatkan peluang tersebut sebagai sumber pendapatan biasanya karena potensi pasarnya yang belum bisa terbayangkan oleh petani. Sedikitnya sumber bibit tanaman rempah rimpang juga kadang-kadang menjadi kendala dalam penanaman skala besar untuk menambah pendapatan petani.
Keterbatasan sumber bibit tanaman rempah rimpang dapat diatasi dengan memecah bibit yang tersedia menjadi beberapa bagian yang dipotong sesuai dengan potensi tunas yang akan muncul. Dengan memotong rimpang dengan metode satu rimpang satu tunas tersebut akan membuat biaya produksi pembuatan bibit rimpang menjadi lebih murah. Adapun teknologi ini dapat dilakukan dengan cara mempersiapkan rimpang yang akan dipotong, kemudian memotong rimpang menjadi bagian kecil, lalu menaruh potongan rimpang di dalam wadah dan menutupnya dengan menggunakan kain lembab, setelah itu dibiarkan di tempat gelap selama 1 minggu untuk merangsang pertumbuhan mata tunas. Setelah mata tunas muncul potongan rimpang sudah siap ditanam pada media tanam di rumah pembibitan.
Penerapan metode pemotongan rimpang rempah pada Desa Timbul Jaya sendiri baru pertama kali diujicobakan setelah ada penyuluhan dari tim ICRAF, dan saat ini sudah menunjukkan tingkat keberhasilan tanaman dan hasil produksi yang melimpah dari kebun pembenihan di kebun dapur. Hasilnya untuk jumlah tanaman, dari satu rimpang rempah utuh dapat dipotong menjadi 10 potongan kecil ini menandakan apabila kita memiliki 10 rimpang rempah utuh maka kita akan mendapatkan 100 calon tanaman rempah. Hal ini sangat berbanding terbalik apabila kita hanya menanam rimpang rempah secara utuh karena hanya akan mendapatkan 1 tanaman rempah dengan banyak cabang tanaman. Metode ini juga dapat meminimalisir tingkat kegagalan dalam proses budidaya. Mulai dari berkurangnya pembusukan terhadap rimpang dan kematian pada tunas muda. Penanaman hasil perbanyakan rimpang di dalam rumah pembibitan dengan menggunakan polibag dan media kompos membuat persentase keberhasilan meningkat. Hal ini dikarenakan potongan rimpang harus diadaptasikan sebelum dipindah tanam pada lahan. Potongan rimpang yang sudah memiliki 3 – 4 helai daun menandakan bahwa rimpang tersebut telah siap untuk ditanam pada lahan. Oleh karena itu, perlu adanya perawatan intensif untuk hasil yang maksimal.
Pembelajaran mengenai inovasi penggandaan rempah rimpang dari ICRAF, telah meningkatkan semangat serta motivasi petani di Timbul Jaya untuk menerapkannya di kebunnya masing-masing dengan tujuan untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk dijual. Teknologi inovatif ini juga perlu didukung oleh sumber bibit yang unggul dan terpercaya, agar rempah rimpang yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik untuk diperbanyak secara massal, sehingga bisa menambah pendapatan petani.
Artikel ini mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan pandangan resmi CIFOR-ICRAF Indonesia
Baca artikel lainnya dalam seri Cerita dari Desa