June 2, 2025

Cerita dari Desa #33: Pupuk Tangkos, Media Tanam Pemberi Manfaat di Desa Kepayang

Nengah Suastike
Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya


Seri Cerita dari Desa menampilkan potret kehidupan petani yang ditulis oleh mahasiswa peserta program Muda-Mudi Peduli Pertanian Cerdas Iklim Land4Lives, berdasarkan pengalaman mereka mendampingi petani beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. Tulisan ini mewakili pandangan pribadi penulis.


Desa Kepayang merupakan desa yang terletak di dekat Sungai Lalan dimana kondisi tanah dan airnya bersifat asam. Tanah sebagai salah satu sumber daya alam utama memegang posisi penting dalam keberlangsungan usaha budidaya pertanian ataupun perkebunan. Apabila kualitas tanah itu baik sebagai tempat tumbuh kembang nya tanaman, tanaman akan tumbuh baik pula. Namun demikian, apabila kualitas tanahnya rendah maka dapat mengganggu pertumbuhan tanaman oleh karena itu diperlukan strategi untuk meningkatkan kualitas tanah agar tanaman dapat tumbuh baik. Tanah akan memiliki fungsi yang optimal jika salah satunya mengandung bahan organik. Jika pengolahan tanah tidak mengikuti kaidah ramah lingkungan, biasanya kandungan bahan organiknya akan semakin sedikit. Oleh karena itu perlu ditambahkan bahan organik lainnya yang salah satunya adalah pupuk tangkos. Tangkos adalah tandan kosong kelapa sawit yang saat ini menjadi limbah di Desa Kepayang yang belum termanfaatkan akan tetapi memiliki potensi untuk diolah menjadi pupuk kompos.

Hasil pembuatan pupuk tangkos yang siap digunakan (Nengah Suastike)
Hasil pembuatan pupuk tangkos yang siap digunakan (Nengah Suastike)

Pupuk tangkos adalah pupuk organik yang terbuat dari tandan kosong kelapa sawit (TTKS). TTKS merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit di pabrik kelapa sawit (PKS). TTKS mengandung unsur hara seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan magnesium sehingga bagus untuk media tanam ditanah yang asam. Pupuk tangkos bisa dibuat dari bahan-bahan organic yang dimanfaatkan sebagai pupuk kompos melalui proses dekomposisi atau fermentasi oleh mikroorganisme.

Pupuk tangkos memiliki manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan secara langsung dilakukan dengan menggunakan tandan kosong sebagai mulsa organik, sedangkan secara tidak langsung dengan mendekomposisi terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai pupuk organik. Pupuk tangkos mampu memperbaiki struktur tanah agar lebih ringan, membantu melarutkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, mengurangi resiko menjadi pembawa hama bagi tanaman, serta dapat diaplikasikan pada musim apapun karena tidak mudah larut oleh air.

Namun di antara banyak manfaat dan kelebihan dari pupuk tangkos ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni tidak disarankan untuk menyimpan pupuk tangkos di bawah sinar matahari langsung dalam jangka waktu yang lama karena pupuk tangkos akan kering. Pembuatan pupuk tangkos di Desa Kepayang ini diawali dengan hadirnya ICRAF sebagai lembaga penelitian yang mengenalkan metode pertanian cerdas iklim melalui salah satunya pembuatan kebun dapur, kebun pembibitan dan kebun belajar untuk anggota kelompok belajar.

Pembuatan kebun dapur dilakukan untuk memenuhi kebutuhan isi piring rumah tangga dan memanfaatkan lahan belakang rumah yang tidak terpakai. Semenjak adanya kebun dapur membuat sebagian anggota kelompok belajar mulai menerapkan pupuk tangkos sebagai campuran media tanam hal ini membuat mereka senang karena dengan pupuk tangkos tanaman menjadi lebih subur dan segar.“Sebelum saya menggunakan pupuk tangkos, mau dipupuk sebanyak apapun tetep tidak ada perkembangan tanaman yang saya tanam tapi setelah saya pakai tangkos tanaman cabai jadi subur karena tangkos itu dingin dan mudah menyerap air tapi apabila telat menyiram maka akan kekeringan” Ujar Sena selaku anggota kelompok belajar desa Kepayang. (22/11/2024). Dia melanjutkan bahwa semenjak menggunakan pupuk tangkos menjadi semakin rajin menanam sayur dan menyiramkan POC yang dibuatnya sendiri untuk media tanam dengan mencampurkan tanah top soil dengan pupuk tangkos dengan perbandingan 1:1.

Pupuk tangkos bermanfaat bagi masyarakat Desa Kepayang karena dapat membuat tanah yang bersifat asam menjadi lebih gembur dan mampu menahan air dalam kondisi panas terik matahari. Agar semakin banyak petani sawit dan masyarakat desa Kepayang yang memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai pupuk organik, beberapa langkah strategis perlu dilakukan. Salah satunya adalah pendampingan teknis atau pelatihan dari penyuluh pertanian untuk masyarakat karena sangat penting agar masyarakat bisa mengimplementasikan metode yang efektif dalam penggunaan pupuk tangkos. Selain itu, penting juga untuk mensosialisasikan keuntungan ekonomi dan lingkungan dari penggunaan pupuk organik, seperti pengurangan biaya pembelian pupuk kimia yang relatif mahal dan dapat merusak ekosistem tanah itu sendiri, peningkatan kesuburan tanah, dan pengurangan limbah. 

Pemerintah desa dan perusahaan perkebunan sawit dapat mendukung ini dengan menyediakan subsidi atau insentif untuk peralatan pengolahan TKKS, seperti mesin pencacah dan pengering, sehingga masyarakat lebih mudah memulai proses produksi pupuk tangkos yang nantinya bisa dijual atau digunakan untuk di kebun. Kerja sama dengan perusahaan dengan cara membeli hasil pupuk dari petani juga bisa membantu memperluas pasar, sehingga petani memiliki motivasi lebih untuk memproduksi pupuk organik. Kampanye kesadaran yang menekankan pentingnya keberlanjutan dalam pertanian serta pengembangan riset untuk menemukan metode pengolahan yang lebih efisien juga harus didorong.

Harapan kedepannya untuk masyarakat Desa Kepayang agar bisa mengembangkan usaha pembuatan pupuk tangkos dengan peluang yang sangat besar, terutama dalam menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan sekaligus mengurangi limbah yang dihasilkan dari perusahaan sawit. Dengan memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai bahan baku pupuk organik tangkos, masyarakat dapat mengembangkan bisnis yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermanfaat bagi lingkungan. Secara keseluruhan, pemanfaatan pupuk tangkos memiliki potensi untuk menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis bagi masyarakat, serta mendorong terciptanya sistem pertanian yang lebih berkelanjutan. Dengan pemanfaatan yang bijak dan pendampingan yang memadai, masyarakat dapat mengubah cara mereka bertani menjadi lebih produktif. Harapan terbesar adalah terwujudnya pertanian yang tidak hanya mengutamakan keuntungan ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem untuk masa depan yang lebih baik.


Artikel ini mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan pandangan resmi CIFOR-ICRAF Indonesia

Baca artikel lainnya dalam seri Cerita dari Desa