Melany Agustine
Mahasiswa Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan
Seri Cerita dari Desa menampilkan potret kehidupan petani yang ditulis oleh mahasiswa peserta program Muda-Mudi Peduli Pertanian Cerdas Iklim Land4Lives, berdasarkan pengalaman mereka mendampingi petani beradaptasi dengan dampak perubahan iklim.
Ubi jalar adalah tanaman umbi-umbian yang dijadikan sebagai sumber pangan dan memiliki warna beragam yang menunjukkan kadar gizinya. Di Desa Mendis Jaya yang memiliki tipe tanah gambut yang sudah terdegradasi, budidaya ubi jalar dilakukan oleh petani wanita Kelompok Belajar Gambut Berkah yang dibina oleh ICRAF dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun terakhir.
Budidaya ubi jalar ini dilakukan di kebun dapur kelompok belajar tersebut, dimana penanaman ubi jalar dilakukan di sekeliling kebun dapur sebagai tanaman pendamping tanaman sayuran yang dibudidayakan. Ubi jalar yang ditanam ini jenis ubi jalar madu yang berwarna kuning dengan rasa manis. Budidaya ubi jalar ini menggunakan stolon batang ubi jalar yang ditanam dengan cara tanah digali membentuk lubang dan stolon dimasukkan lalu ditutup kembali dengan tanah.
Budidaya ubi jalar ini cukup mudah terutama karena tidak perlu dilakukan penyiraman setiap hari, dimana air terkadang menjadi kendala di areal lahan gambut. Pemanenan ubi jalar dilakukan saat umbi sudah membesar dan berumur 4-5 bulan setelah tanam. Cara panennya juga mudah yaitu dengan mencangkuli sekitar tanaman.
Budidaya ubi jalar oleh Kelompok Belajar Gambut Berkah dilakukan dengan pemupukan menggunakan pupuk organik yang dihasilkan dari pelatihan yang difasilitasi oleh ICRAF. Pembuatan dan penggunaan pupuk organik dilakukan guna mengurangi penggunaan pupuk kimia dan memperkaya mikroba tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk organik yang digunakan juga hanya menggunakan air cucian beras yang pertama, setelah itu ditambahkan mikroba dari EM4 lalu ditambahkan gula merah sebagai makanan mikrobanya, kemudian didiamkan selama 10 – 14 hari.
Pemberian pupuk organik pada budidaya ubi jalar ini karena tanah bergambut di Desa Mendis Jaya memiliki tekstur tanah liat dan tingkat keasaman pH tanah di bawah 5, selain itu kedalaman gambut yang ada masih relatif dalam. Kendala budidaya ubi jalar ini di Desa Mendis Jaya saat musim hujan menyebabkan genangan yang bisa menyebabkan tanaman ubi jalar ini busuk umbinya. Untuk itu, ubi jalar ini dibudidayakan di lahan yang lebih tinggi walaupun berdampingan dengan kanal (parit).
Budidaya ubi jalar yang pertama berhasil dilakukan oleh Kelompok Belajar Gambut Berkah dengan panen yang melimpah sehingga membuat anggota kelompok belajar ini menanam kembali ubi jalar ini. Ubi jalar dibudidayakan awalnya hanya untuk dikonsumsi sendiri oleh rumah tangga petani, tetapi karena hasil yang lumayan banyak (yaitu sekitar 40 kg) membuat sebagian hasilnya dijual ke pasar yang banyak peminat dengan ubi jalar madu yang manis.
Dalam 4 bulan terakhir, budidaya ubi jalar yang kedua dilakukan melalui pendampingan bersama mahasiswa magang MBKM “Muda Mudi Pertanian Cerdas Iklim” dari Universitas Sriwijaya yang bekerjasama secara kemitraan dengan ICRAF, yang bertugas di Desa Mendis Jaya. Penanaman yang dilakukan petani bersama-sama dengan mahasiswa MBKM, dilakukan pada tanggal 21 Maret 2024 dan baru bisa dipanen pada 21 Juli 2024.
Pembelajaran utama dari kesuksesan kelompok di Mendis Jaya ini adalah kita perlu berani mencoba hal yang dirasa tidak mungkin dengan menggunakan ilmu-ilmu yang tepat, karena kita tidak pernah tahu jika kita belum mencobanya. Mungkin itu kata yang bisa kita terapkan di pemikiran kita ketika kita mengira tanah yang kurang baik/tidak subur dan juga bertekstur liat biasanya tidak bisa ditanami oleh umbi-umbian.
Akan tetapi ternyata untuk ubi jalar madu yang dicobakan di kelompok belajar Desa Mendis Jaya bisa tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Ubi jalar madu yang ditanam petani Mendis Jaya di lahan bergambut, mampu beradaptasi dengan baik dan juga memberikan keuntungan karena penggunaan pupuk organik dalam proses budidayanya.
Semoga kesuksesan berbudi daya ubi jalar yang sudah dilakukan di Desa Mendis Jaya dapat dicontoh oleh banyak petani lainnya di desa-desa lainnya yang memiliki tutupan gambut seperti di Mendis Jaya. Harapannya petani berani mencoba berbudidaya ubi jalar dengan menggunakan bahan organik, sehingga bisa dijadikan sebagai sumber pangan rumah tangga ataupun sebagai sumber penghidupan.
Baca artikel lainnya dalam seri Cerita dari Desa