Palembang, 30.08.2022: Pertemuan singkat antara Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Ir S.A. Supriono dan Kepala Kerjasama Pembangunan Kedutaan Besar Kanada Kevin Torak pada hari Rabu, 30 Agustus 2022, melengkapi kunjungan dinas dua hari delegasi kedutaan di Palembang.
Supriono membuka pertemuan dengan menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kanada yang memilih Sumatera Selatan sebagai salah satu provinsi yang didampingi melalui proyek aksi perubahan iklim Sustainable Landscapes for Climate-Resilient Livelihoods (Land4Lives), yang dilaksanakan oleh World Agroforestry (ICRAF) Indonesia.
Menurutnya, pembangunan yang berlangsung sangat cepat di wilayah Provinsi Sumatera Selatan membutuhkan panduan untuk bisa meneruskan pembangunan dan pada saat yang sama, mengelola sumber daya alam dan menjaga kelestarian lingkungan hidup, terlebih dengan latar belakang dampak perubahan iklim yang makin terasa di masyarakat yang menggantungkan penghidupan pada sumber daya alam.
Selain rencana pembangunan yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah Provinsi, Sumatera Selatan juga menjadi tuan rumah untuk beberapa proyek stratgis nasional, yang diturunkan oleh Pemerintah Pusat. Hubungan dengan provinsi tetangga juga menjadi pertimbangan dalam menjalankan program atau kegiatan pembangunan di wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan provinsi-provinsi tetangga, yaitu Jambi, Bengkulu, dan Kepulauan Bangka Belitung serta Lampung.
Supriono bertemu dengan Kevin Tokar yang didampingi oleh Gayle Barnett, koordinator tim untuk perubahan iklim dan lingkungan hidup dan Trita Katriana, senior development officer Kedutaan Besar Kanada untuk Indnesia, di sela-sela penyelenggaraan konsultasi publik untuk rencana revisi Rencana Tata Ruang Tata Wilayah, yang saat ini telah berumur 25 tahun. Revisi ini adalah mandat dari Undang-Undang No 06/2007 tentang Penataan Ruang.
Kevin mengatakan persoalan yang dihadapi oleh Sumatera Selatan juga dialami oleh banyak daerah di negara-negara berkembang lain. Bahkan Ottawa di Kanada yang kaya akan sumber daya alam pernah mengalami dilema antara pemanfaatan sumber daya untuk kepentingan ekonomi dan menjaga kelestarian alam karena akan berdampak pada masyarakat dan secara umum pada pengendalian dampak perubahan iklim.
Melalui proyek Land4Lives yang berdurasi lima tahun (2021-2026) dengan besaran dana senilai 17 juta Dollar Kanada (Rp 195 Milyar), Kanada akan berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk memastikan tata kelola sumber daya dan pembangunan untuk masyarakat berbasis alam yang lebih baik.
Dalam kesempatan itu, Kevin memberikan sambutan pada pelaksanaan kegiatan Konsultasi Publik Rencana Revisi RT/RW Provinsi Sumatera Selatan yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dan elemen masyarakat termasuk mitra LSM lingkungan hidup dan akademisi.
Kevin yang baru sebulan berada di Indonesia, mengatakan dia sangat senang kunjungan dinas pertamanya ke luar daerah adalah Sumatera Selatan. Melalui proyek Land4Lives, Kanada mendanai tersedianya bantuan-bantuan teknis yang dilaksanakan oleh ICRAF dari hampir semua level; dari tingkat provinsi untuk perbaikan kebijakan/peraturan daerah dalam tata kelola lahan yang responsif iklim dan gender hingga di tapak untuk memperkuat ketahanan pangan dan penghidupan yang tahan perubahan iklim serta fluktuasi ekonomi. Diharapkan perubahan yang diinginkan akan lebih efektif dan manfaatnya dapat diterima oleh kelompok-kelompok rentan di masyarakat, termasuk masyatakat miskin, petani kecil dan perempuan serta anak-anak perempuan.
Sebelum bertemu dengan Sekda Pemprov Sumatera Selatan, delegasi Kedubes Kanada berbincang dengan perwakilan Forum Koordinasi Daerah Aliran Sungai (Fordas Sumsel) yang banyak berkecimpung dalam kajian peran perempuan dalam pengelolaan lahan. Dihadiri oleh Karlin Agustina, Dewi Meidalima, Chuzaimah, Ruli Joko Purwanto, dan Jun Harbi, diskusi tentang hasil kajian peran perempuan dan secara umum tentang pemberdayaan perempuan di Sumatera Selatan berlangsung hangat dan dinamis.
Land4Lives dilaksanakan di 3 provinsi; Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur. Di Sumatera Selatan bekerja di desa-desa di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Lalan Mendis di Kabupaten Musi Banyuasin dan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Saleh Sugihan di Kabupaten Banyuasin.
Sebelumnya pada hari Senin (29/08/2022), Kevin bertemu dengan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Ibu Regina Ariyanti yang didampingi oleh Staf Khusus Gubernur Bapak Eko Agus Rianto di kantor Bappeda Provinsi Sumatera Selatan.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut adalah Dr Sonya Dewi, Country Director ICRAF Indonesia yang juga peneliti utama Land4Lives dan Koordinator Proyek Land4Lives Andree Ekadinata.
Regina mengatakan pemerintah daerah menyambut baik inisiatif Proyek Land4Lives ini dan mengucapkan apresiasi kepada GAC dan ICRAF. Dia menjelaskan bahwa Sumatera Selatan telah mengukuhkan komitmen untuk menurunkan emisi dari sektor berbasis lahan melalui program-program pertanian, pengelolaan dan pencegahan hutan, kampung iklim serta pengelolaan Daerah Aliran Sungai dalam RPJMN 2019-2023.
Kegiatan dalam Land4Lives selaras dengan upaya-upaya yang tengah dan akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi seperti yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2019-2023, termasuk gerakan Sumsel Mandiri Pangan yang diprakarsai oleh Gubernur Sumsel.
Setelah pertemuan dengan Bappeda, Delegasi Kedubes Kanada turut menghadiri kegiatan Konsultasi Publik Dokumen Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG) Provinsi Sumatera Selatan.
Konsultasi publik ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan di Provinsi Sumatera Selatan, khususnya yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan ekosistem gambut. Tujuan dari konsultasi publik ini adalah mensosialisasikan draf final RPPEG Provinsi Sumatera Selatan, serta untuk memperoleh masukan dan usulan dari para pihak di Provinsi Sumatera Selatan dalam penyusunan program, kegiatan, dan target RPPEG Provinsi Sumatera Selatan.
Kevin memberikan sambutan dalam acara tersebut dan menyambut baik penyusunan RPPEG mengingat Indonesia adalah pemilik gambut tropis terbesar kedua di dunia dan Sumatera Selatan. Dia juga terkesan dengan beragamnya latar belakang peserta dan keterlibatan perempuan dalam forum konsultasi tersebut yang dia sebut “inklusif”.
Berlangsung di tempat terpisah di Hotel Arya Duta, para peserta Inkubasi Peneliti Muda Lanskap (IPML) juga mendapat kesempatan untuk berbincang singkat dengan Kevin dan anggota delegasi lain. Dua puluh calon peneliti muda perempuan dan 20 pria akan mengikuti inkubasi selama 2/3 bulan sebelum terjun ke lapangan dan menjadi bagian dari kegiatan Land4Lives di Sumatera Selatan. Hari Senin itu menandai dimulainya kegiatan inkubator secara serentak di tiga provinsi.
Di hari yang sama, Delegasi Kedubes Kanada juga hadir dalam acara penandatanganan persetujuan perwakilan masyarakat desa untuk terlibat dalam kegiatan Land4Lives. Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan prinsip Padiatapa (persetujuan awal dengan informasi tanpa paksaan/Free Prior Informed Consent) di Desa Pelaju.
Bertemu langsung dengan masyarakat desa serta perwakilan operasional perangkat daerah Kabupaten hingga kecamatan termasuk Kepala Desa, Kevin menyaksikan dari awal proses sosialisasi rencana kegiatan Land4Lives. Kegiatan ini menjadi titik awal penting dalam pelaksanaan kegiatan di tingkat desa, Padiatapa adalah mekanisme yang diadvokasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai bentuk penghormatan pada hak-hak masyarakat untuk menentukan nasib sendiri.
Dalam konteks Land4Lives, padiatapa juga menjadi cara untuk mendorong rasa kepemilikan masyarakat akan rencana kegiatan dengan harapan peran aktif masyarakat akan mempercepat keberhasilan kegiatan. Desa Pelaju adalah satu dari dua desa terakhir yang memberikan persetujuan. Total 34 desa di tiga provinsi telah menyetujui partisipasi mereka dalam kegiatan Land4Lives.
Kunjungan dilanjutkan dengan melihat kondisi lahan bergambut di Kabupaten Banyuasin. Lahan yang terletak di dekat konsesi ini dikelola masyarakat dengan cara yang masih tradisional yang berisiko menjadi sebab karhutla. Praktik pertanian sonor dan pembukaan lahan dengan membakar masih ditemui di kawasan ini. Didampingi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Dinas Lingkungan Hidup dan Perhutanan Sumsel, delegasi mendengar langsung dari petugas lapangan tantangan-tantangan yang mereka hadapi dalam mendampingi masyarakat untuk pengelolaan lahan yang lebih arif.