January 22, 2025 | Administrator

Bimbingan Teknis Kurikulum MULOK Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim di Provinsi Sumatera Selatan

Pada Lokakarya Peningkatan Kapasitas dan Pengarusutamaan Kurikulum Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim, disepakati bahwa Mulok Pangan Lokal akan menjadi mata pelajaran mandiri. Tim pengembang kurikulum telah menetapkan elemen, capaian pembelajaran, dan tujuan pembelajaran. Dari dua rapat kerja yang telah dilakukan, dihasilkan dokumen kurikulum, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), modul ajar, draft buku bahan ajar, dan daftar bahan ajar pendukung lainnya.

Sesuai Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Nomor: 067/23693/SMA.1/DISDIK.SS/2024, kurikulum ini akan diuji coba di 17 SMA dan 17 SMK di provinsi Sumatera Selatan. Pelatihan dan bimbingan teknis (Bimtek) akan diberikan kepada guru di sekolah uji coba. Sekolah yang tidak mengikuti Bimtek tidak dapat menjadi sekolah uji coba.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 22–23 Januari 2025.

Tujuan Kegiatan Bimtek

  1. Memberikan dorongan kepada guru dan kepala sekolah untuk menerapkan kurikulum Mulok Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim di masing-masing sekolah.
  2. Memberikan penguatan kapasitas kepada guru untuk mengajarkan Mulok Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim.

Keluaran yang Diharapkan
Kepala sekolah dan guru SMA serta SMK memiliki kapasitas untuk melaksanakan pembelajaran uji coba kurikulum dan bahan ajar Mulok Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim.

Materi Bimtek dapat diakses pada tautan berikut


Rilis pers

Sumsel mulai uji coba mulok pangan lokal untuk SMA dan SMK

Palembang – Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan memulai uji coba muatan lokal (mulok) Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim untuk SMA dan SMK di Sumsel. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Sumsel untuk mendukung ketahanan pangan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

Uji coba akan dilakukan di 17 SMA dan 17 SMK di provinsi Sumatera Selatan selama semester genap, dari Februari sampai Mei 2025. Periode uji coba resmi dibuka dengan pengukuhan guru pelopor oleh plt Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan H. Awalluddin, M.Si dalam Bimbingan Teknis Mulok Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim Provinsi Sumatera Selatan di Palembang, 22 Januari 2025.

Edukasi tentang pangan lokal kepada murid sekolah dianggap penting seiring Sumatera Selatan mulai merasakan berbagai dampak perubahan iklim, misalnya bencana hidrometeorologi dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang frekuensinya kian sering dan intensitasnya meningkat. Dampak-dampak tersebut dapat memengaruhi ketersediaan pangan, dan pada akhirnya mengganggu ketahanan pangan masyarakat Sumsel. Dalam situasi ini, pangan lokal diyakini dapat menjadi solusi.

Bimtek dan pengukuhan guru pelopor resmi menandai tahapan baru dalam proses pengembangan mulok pangan lokal di Sumsel, yang dimulai sejak bulan Oktober 2024. Sebelumnya, Disdik membentuk tim pengembang serta tim teknis kurikulum Mulok Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim yang beranggotakan pejabat dinas, guru penggerak, dan peneliti dari ICRAF Indonesia.

Selama beberapa bulan, tim pengembang bersama ICRAF Indonesia menjalani peningkatan pemahaman bersama, mengidentifikasi kebutuhan dan konteks di Sumsel, menyusun kurikulum, dan mengembangkan bahan ajar.

Bagian dari Land4Lives 

Kerja sama Disdik Sumsel dengan ICRAF merupakan bagian dari kegiatan riset-aksi Land4Lives yang disokong oleh pemerintah Kanada. Kegiatan yang dilaksanakan oleh ICRAF Indonesia dengan bimbingan Bappenas dan KLHK sejak 2022 ini dirancang untuk membantu masyarakat dalam melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Salah satu fokus Land4Lives adalah meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, termasuk inisiatif mempromosikan pangan lokal. 

Inisiatif mulok pangan lokal untuk ketahanan iklim sudah dimulai di dua provinsi tempat kegiatan Land4Lives lainnya, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur, dan sudah diujicobakan pada tingkat SD dan SMP. Di Sumsel, inisiatif ini menyasar siswa SMA dan SMK, dan kurikulumnya disesuaikan dengan kebutuhan remaja usia SMA/SMK.

Ada tujuh langkah penyusunan kurikulum mulok pangan lokal yang ditempuh Disdik bersama ICRAF: Penguatan pemahaman bersama, identifikasi kebutuhan dan konteks, penyusunan kurikulum, pengembangan bahan ajar, uji coba kurikulum dan bahan ajar di sekolah contoh, evaluasi bersama dan konsultasi publik, pengesahan dan implementasi. 

Saat ini, proses telah mencapai tahap lima, yaitu uji coba di sekolah contoh. Dalam proses uji coba ini tim pengembang kurikulum akan melakukan monitoring dan evaluasi untuk melihat kecocokan implementasi mulok pangan lokal di provinsi Sumsel. (PA)