Sesi diskusi panel dalam High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships di Bali, 3 September 2024 lalu membahas peran pertumbuhan ekonomi hijau dalam mendukung ketahanan iklim. Diskusi ini menghadirkan peneliti senior dari ICRAF, Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, dan Kepala Bappeda Sumatera Selatan.
Topik diskusi ini amat relevan mengingat Asia, khususnya Asia Tenggara, tengah menghadapi ancaman eksistensial akibat krisis iklim yang semakin meningkat. Kenaikan permukaan air laut, peristiwa cuaca ekstrem, dan perubahan pola pertanian telah berdampak pada ekonomi dan mata pencaharian masyarakat. Hal ini menjadikan transisi ke ekonomi hijau agenda yang mendesak, demi mencegah kerusakan fatal pada sumber daya alam, infrastruktur, dan sumber daya manusia – memutar balik kemajuan pembangunan dalam puluhan tahun terakhir.
Para narasumber menjabarkan bahwa transformasi menuju ekonomi hijau tidak hanya menghadirkan tantangan tapi juga ruang untuk pertumbuhan, inovasi, dan resiliensi. Investasi dalam energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan ekonomi sirkular dapat menciptakan jutaan pekerjaan, mendorong kemajuan teknologi, dan meningkatkan daya saing global. Selain itu, pergeseran ini juga dapat memperkuat jaring pengaman sosial, mengurangi ketimpangan, dan memperbaiki kesehatan publik, sehingga ekonomi hijau adalah investasi strategis untuk masa depan yang makmur dan berkelanjutan bagi Asia Tenggara.
Sesi diskusi panel ini menjadi kesempatan bagi semua yang hadir untuk berbagi pengetahuan dan membangun kolaborasi. Dari situ diharapkan dapat muncul solusi yang secara spesifik mengatasi kebutuhan dan aspirasi setiap wilayah.
Informasi Selengkapnya dapat dilihat di sini:
https://www.cifor-icraf.org/event/side-event-inclusive-green-economic-growth-for-climate-resilience/