April 27, 2025 | Administrator

Peluncuran dan Sosialisasi MULOK Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim di Kabupaten TTS

Inisiatif program edukasi pangan lokal untuk ketahanan iklim dalam pendidikan formal menyasar guru, peserta didik, serta orang tua. Program ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan keterampilan masyarakat, khususnya generasi muda, terkait pangan lokal dan kaitannya dengan ketahanan iklim. Penetapan muatan lokal merupakan kewenangan pemerintah daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah menjadi dasar dalam mengembangkan kurikulum muatan lokal untuk sekolah-sekolah di daerah tersebut. Dalam Kurikulum Merdeka, edukasi pangan lokal untuk ketahanan iklim dapat diterapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, terintegrasi dengan mata pelajaran lain, atau menjadi bagian dari Projek Penguatan Profil Pancasila (P5). Hal ini dapat diselaraskan dengan dua tema, yaitu Tema 1: Gaya Hidup Berkelanjutan, dan Tema 2: Kearifan Lokal. Dengan demikian, edukasi pangan lokal untuk ketahanan iklim dalam pendidikan formal diyakini dapat menjadi cara yang tepat dan efektif untuk melestarikan pengetahuan tentang pangan lokal agar tidak punah, sekaligus sebagai upaya mitigasi terhadap perubahan iklim dan menanamkan kesadaran kepada generasi muda sejak dini.

Pada lokakarya peningkatan kapasitas dan pengarusutamaan kurikulum pangan lokal untuk ketahanan iklim sebagai materi muatan lokal (MULOK) di Provinsi Nusa Tenggara Timur, telah disepakati bahwa MULOK pangan lokal akan berdiri sendiri sebagai satu mata pelajaran. Dalam lokakarya tersebut, tim pengembang kurikulum juga telah menyepakati elemen, capaian pembelajaran, dan tujuan pembelajaran. Dalam dua kali rapat kerja yang telah dilakukan, telah dihasilkan dokumen kurikulum, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), modul ajar, draft buku bahan ajar, serta daftar bahan ajar pendukung lainnya untuk MULOK pangan lokal untuk ketahanan iklim. Kurikulum ini telah diujicobakan di 15 Sekolah Dasar (SD) dan 15 Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang berarti total 30 sekolah contoh di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), sebelum nantinya diterapkan di seluruh SD dan SMP se-Kabupaten TTS. Kurikulum dan bahan ajar juga telah melalui proses uji pakar dari ahli di bidang pendidikan, kebudayaan, serta pangan dan gizi untuk mendapatkan informasi dan masukan dalam materi yang akan diterapkan di Fase C dan Fase D.

Guna mendorong pelaksanaan pembelajaran muatan lokal Pangan Lokal untuk ketahanan iklim yang terintegrasi pada Fase C Sekolah Dasar (SD) dan Fase D Sekolah Menengah Pertama (SMP), perlu dilaksanakan peresmian dan sosialisasi kurikulum di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Hal ini akan dilakukan melalui kegiatan Peluncuran Kurikulum MULOK Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim di Kabupaten TTS pada tahun ajaran 2025/2026.

Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 2 Mei 2025, baik secara daring maupun luring, dengan tujuan untuk meluncurkan kurikulum muatan lokal pangan lokal untuk ketahanan iklim di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan melakukan sosialisasi kurikulum tersebut untuk Fase C Sekolah Dasar dan Fase D Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Timor Tengah Selatan.