Pertumbuhan ekonomi hijau di Provinsi Sulawesi Selatan merupakan inisiatif penting yang bertujuan untuk mendukung kebijakan pembangunan ekonomi yang selaras dengan komitmen global dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) serta program pertumbuhan ekonomi hijau nasional. Fokus utama dari inisiatif ini adalah mendorong pembangunan berkelanjutan dari sumber daya terbarukan berbasis lahan.
Secara nasional, pertumbuhan ekonomi hijau diharapkan dapat mendukung pencapaian nationally determined contributions (NDC) dalam menurunkan emisi gas rumah kaca serta strategi adaptasi perubahan iklim. Pada tahun 2022, Indonesia menetapkan target pengurangan emisi sebesar 31,8% dengan upaya sendiri, dan 43,2% dengan dukungan internasional, serta berfokus pada sektor strategis pangan, air, dan energi.
Di Sulawesi Selatan, perencanaan ekonomi hijau mencakup integrasi antara pertumbuhan ekonomi dengan pengelolaan lahan, menggunakan pendekatan yang responsif terhadap gender serta ketahanan pangan. Perencanaan ini memperhitungkan potensi dan tantangan pengelolaan sumber daya alam yang ada di provinsi tersebut.
Melalui perencanaan yang baik, Sulawesi Selatan diharapkan tidak hanya mencapai target pertumbuhan ekonomi hijau, namun juga menjadi teladan bagi provinsi lainnya. Proses perencanaan dilakukan dengan kajian iteratif terhadap berbagai skenario pembangunan, termasuk aspek sosial, alokasi lahan, manfaat ekonomi, serta aspek lingkungan. Hasilnya adalah tata guna lahan yang optimal serta praktik silvikultur yang ramah lingkungan untuk komoditas unggulan.
Untuk melanjutkan proses penyusunan Rencana Pertumbuhan Ekonomi Hijau, Kelompok Kerja Sulawesi Selatan bersama dengan World Agroforestry (ICRAF) akan menyelenggarakan diskusi terfokus untuk menyepakati target strategi intervensi. Proses ini mencakup kegiatan pengembangan skenario 'Business as Usual' (BAU) dan skenario pertumbuhan hijau untuk memetakan dampak ekonomi hingga tahun 2045.
Setelah target pertumbuhan hijau ditetapkan, hasil dari kegiatan ini akan dipresentasikan dalam konsultasi publik. Rencana induk dan peta jalan akan dikembangkan dengan masukan dari berbagai pemangku kepentingan, dan hasil akhirnya akan diarusutamakan ke dalam kebijakan perencanaan yang ada di Sulawesi Selatan, dengan mempertimbangkan kesenjangan kebijakan yang ada.
Diskusi terpumpun ini memiliki beberapa tujuan utama yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi hijau di Provinsi Sulawesi Selatan. Pertama, diskusi ini bertujuan untuk memfinalisasi usulan strategi-intervensi yang mendukung pembangunan ekonomi hijau di provinsi tersebut. Strategi-intervensi ini akan mencakup langkah-langkah konkret yang dapat diimplementasikan untuk mencapai tujuan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Selain itu, diskusi ini juga berfokus pada diseminasi hasil perhitungan pertumbuhan ekonomi hijau berdasarkan skenario Business as Usual (BAU). Dengan mempresentasikan proyeksi berdasarkan skenario ini, para pemangku kepentingan diharapkan dapat lebih memahami dampak yang mungkin terjadi jika tidak ada intervensi yang dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan hijau.
Selanjutnya, diskusi ini juga akan mendiseminasi target indikator yang terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) terkait pertumbuhan ekonomi hijau. Hal ini penting untuk memastikan bahwa rencana pertumbuhan hijau sejalan dengan dokumen perencanaan pembangunan daerah, sehingga strategi yang dirumuskan dapat diintegrasikan ke dalam kebijakan pemerintah daerah.
Terakhir, diskusi ini bertujuan untuk menetapkan target yang spesifik pada setiap strategi-intervensi yang telah diusulkan, sehingga tujuan pertumbuhan ekonomi hijau di Sulawesi Selatan dapat dicapai dengan efektif. Keberhasilan diskusi ini sangat bergantung pada partisipasi aktif para pemangku kepentingan dalam menyepakati langkah-langkah strategis yang akan diambil untuk mewujudkan ekonomi hijau di provinsi tersebut.