Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia
Desa Beringin Agung terletak di Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Desa Beringin Agung berada di sub lanskap KHG Saleh-Sugihan, yang merupakan wilayah yang memiliki karakteristik tertentu dalam hal penghidupan masyarakat dan pengelolaan sumber daya alam.
Karakteristik lanskap Desa Beringin Agung dapat digambarkan sebagai suatu wilayah yang memiliki pengelolaan lahan yang sistematis, keterlibatan masyarakat aktif dalam pengelolaan lingkungan, dan rentan terhadap perubahan iklim.
Karakteristik kehidupan di Desa Beringin Agung dapat digambarkan sebagai suatu wilayah yang memiliki keterlibatan masyarakat aktif dalam pengelolaan lingkungan dan infrastruktur desa. Gotong royong digunakan dalam membangun jalan dan jembatan, serta tradisi masyarakat seperti pembersihan lahan dengan sistem bakar. Kelompok perempuan aktif dalam kegiatan sosial dan ekonomi, seperti pertemuan rutin PKK dan dasawisma, senam, pengajian, dan BKMT. Kelompok pemuda juga berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan ekonomi, seperti mengikuti turnamen olahraga dan mengadakan acara kemerdekaan.
Indeks partisipasi perempuan dalam kegiatan rumah tangga dan bermasyarakat menunjukkan bahwa perempuan berperan aktif dalam penghidupan masyarakat. Hal ini juga terlihat dalam indeks partisipasi pemuda yang berpartisipasi dalam kegiatan rumah tangga dan bermasyarakat. Keterlibatan kelompok sosial seperti kelompok tani, kelompok perempuan, kelompok pemuda, dan kelompok kolektif desa sangat penting dalam menjalankan perannya sebagai komponen dari modal sosial. Masing-masing kelompok memiliki program dan kegiatan yang mendukung penghidupan masyarakat.
Masyarakat mengandalkan modal sumber daya alam karena tersedia penyediaan modal sumber daya alam yang didukung oleh Kementerian ATR/BPN. Dalam hal pengelolaan lahan, terdapat program untuk sertifikasi lahan dari hak pakai menjadi hak milik yang berasal dari program transmigrasi tahun 1980-an. Selanjutnya, terdapat peraturan atau program untuk penyediaan sumber pangan, seperti menanam toga dan warung hidup (sayur) oleh kaum perempuan.
Desa ini juga menerapkan sistem pertanian yang beragam, terutama padi sawah tadah hujan. Keragaman ini juga mencakup sumber penghidupan masyarakat, yang bervariasi berdasarkan tingkat kerentanan rumah tangga, terutama dalam menghadapi kejadian tak terduga. Proses pengambilan keputusan dan tingkat pencapaian rumah tangga menjadi indikator kunci untuk mengembangkan strategi penghidupan yang tangguh dan berkelanjutan.
Diimplementasikan dengan kerjasama pemerintah daerah dan didanai oleh pemerintah Kanada, ICRAF menjalankan proyek Land4Lives untuk memperkuat penghidupan yang tahan terhadap perubahan iklim dan ketahanan pangan, dengan penekanan khusus pada mendukung masyarakat rentan, terutama perempuan.