Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia
Desa Muara Merang terletak di Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Desa Muara Merang yang berada dalam sub-lanskap KPHP Lalan Mendis di Provinsi Sumatera Selatan.
Mayoritas lahan di Desa Muara Merang ditanami dengan komoditas sawit dan karet. Selain itu, juga ditanami jengkol, kopi, dan kelapa. Desa Muara Merang memiliki hutan desa dan hutan produksi yang dikelola oleh masyarakat. Pemahaman masyarakat tentang hutan desa dan hutan produksi masih kurang, dan beberapa masyarakat telah memindahkan hak kelola lahan mereka ke pihak lain. Kondisi jalan desa juga kurang baik, sehingga menyulitkan masyarakat untuk mengakses pasar.
Masyarakat Desa Muara Merang memiliki beberapa kelompok sosial seperti kelompok tani, kelompok perempuan (PKK), dan kelompok kolektif desa (KMPA). Mereka melakukan kegiatan seperti membuat kerajinan anyaman piring dari lidi sawit dan membangun taman TOGA.
Masyarakat mengandalkan modal finansial dan modal sumber daya alam dengan adanya penyediaan modal usaha biasanya dilakukan oleh petani melalui tabungan yang sudah disiapkan, pinjaman dari lembaga keuangan non-bank, pinjaman dari orang lain atau rentenir, atau pinjaman dari PT. PNM (Permodalan Nasional Madani) serta terdapat hutan desa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Muara Merang dengan luasan per masing-masing pemegang izin sebesar 2 ha. Selain itu, mayoritas masyarakat di Desa Muara Merang mengelola kawasan Hutan Produksi (HP).
Desa ini juga menerapkan sistem pertanian yang beragam, terutama kelapa sawit monokultur. Keragaman ini juga mencakup sumber penghidupan masyarakat, yang bervariasi berdasarkan tingkat kerentanan rumah tangga, terutama dalam menghadapi kejadian tak terduga. Proses pengambilan keputusan dan tingkat pencapaian rumah tangga menjadi indikator kunci untuk mengembangkan strategi penghidupan yang tangguh dan berkelanjutan.
Perubahan iklim telah mempengaruhi cara penentuan musim tanam. Masyarakat Desa Muara Merang harus menyesuaikan strategi pemenuhan kebutuhan pangan mereka berdasarkan kondisi cuaca ekstrem seperti kekeringan panjang atau banjir. Banjir juga dapat menyebabkan kerusakan lahan dan kerugian pada tanaman, sedangkan kekeringan dapat menyebabkan keringnya sumber air dan meningkatkan risiko kebakaran hutan. Masyarakat Desa Muara Merang masih bergantung pada sumber air alami untuk kegiatan pertanian. Namun, perubahan iklim telah menyebabkan perubahan pola hujan, sehingga ketersediaan air menjadi tidak stabil. Hal ini dapat dilihat dari persentase sumber air untuk kegiatan pertanian yang berbeda pada kondisi normal.
Diimplementasikan dengan kerjasama pemerintah daerah dan didanai oleh pemerintah Kanada, ICRAF menjalankan proyek Land4Lives untuk memperkuat penghidupan yang tahan terhadap perubahan iklim dan ketahanan pangan, dengan penekanan khusus pada mendukung masyarakat rentan, terutama perempuan.