Apa itu ReFoLUS?
Resilient Food and Land Use System (ReFoLUS) adalah kerangka kerja yang digagas oleh BAPPENAS dan ICRAF untuk menyusun perencanaan pengelolaan pangan dan tata guna lahan yang komprehensif. Secara spasial, terdapat keberagaman yang tinggi dari lima aset penghidupan pada wilayah perdesaan, sehingga tidak ada satu formula terbaik untuk diterapkan pada semua konteks.
Selain itu, keterkaitan dan konektivitas spasial juga sangat penting. Untuk mempertimbangkan konteks aset penghidupan di suatu daerah, dibutuhkan suatu alat bantu analisa geospasial. Alat bantu tersebut kemudian dapat digunakan untuk mengindikasikan zonasi dalam masterplan Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP), serta memperlihatkan opsi-opsi budidaya dalam membangun ketahanan pangan terpadu yang memperhatikan konteks dan kebutuhan masyarakat lokal. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan sebuah alat bantu analisa geospasial yang mampu mengindikasikan zonasi penggunaan Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP), serta opsi-opsi budidaya dalam membangun ketahanan pangan terpadu yang menjawab kebutuhan masyarakat lokal.
Bagaimana ReFoLUS Bekerja?
1. Memotret dan memetakan food-land use system yang ada, termasuk aset, permasalahan dan potensinya dalam hal produksi, pengolahan dan penyimpanan, distribusi.
2. Mengestimasi dan memproyeksikan kebutuhan lokal dan daya penyediaan (dari KLHS dan berbagai data statistik, antara lain populasi).
3. Mendefinisikan kriteria dan indikator ReFoLUS, serta membuat pedoman pengumpulan data (baseline dan monitoring).
4. Identifikasi opsi intervensi apa yang bisa dilakukan (5 aset penghidupan, tataguna lahan dan infrastruktur), di mana dan oleh siapa.
5. Memodelkan foresighting skenario intervensi food-land use system dan memperkirakan dampak ex-ante nya terhadap ketahanan pangan, jasa lingkungan serta ekonomi wilayah [LUMENS ++].
6. Menyusun masterplan: memilih skenario FoLUS paling tepat untuk mencapai resilience, beserta pendanaan (a.l. DAK-KSPP), faktor pendukung/pemungkin, kebijakan.
7. Merancang, melatih, menyebarluaskan sistem informasi dan visualisasi menyeluruh, termasuk pemantauan dan evaluasi (Monitoring and Evaluation).
Pemantauan dan Evaluasi dalam ReFoLUS
Sistem pangan dan tata guna lahan yang berkelanjutan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan saat ini dan di masa depan sembari menjaga kelestarian alam. Untuk mewujudkannya, kerangka kerja ReFoLUS dibuat untuk membantu memahami dan menangani keterhubungan kompleks antar faktor yang terlibat di dalam sistem pangan dan tata guna lahan.
Dalam kerangka kerja ReFoLUS, kompleksitas sistem pangan dan tata guna lahan diejawantahkan menjadi lima tema kunci, diantaranya: (1) ketahanan pangan dan gizi yang berkontribusi terhadap kesehatan manusia; (2) pendapatan dan lapangan pekerjaan; (3) ketahanan sistem pangan terhadap guncangan; (4) kelestarian lingkungan; dan (5) tata kelola dan sistem informasi. Selanjutnya, tiap tema diterjemahkan ke dalam beragam capaian dambaan yang diramu dalam rangka mendorong tercapaianya sebagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), utamanya TPB nomor dua: tanpa kelaparan.
Secara khusus, kerangka kerja ReFoLUS disusun sebagai bagian integral dari kerangka Pertanian Keluarga (PK). Dari tujuh pilar PK, kerangka kerja ReFoLUS secara spesifik akan bersinggungan dengan dua pilar: Pilar 1-Kebijakan pemungkin (enabling policies) dan Pilar 6-Keberlanjutan (usulan: mendukung pertanian keluarga yang berkelanjutan dan berketahanan iklim)
Lima tema ReFoLUS dan berbagai capaian dambaan terkait lebih lanjut dijelaskan di bawah ini.
Ketahanan pangan dan gizi menjadi penting karena dapat memungkinkan individu menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan, karena memiliki energi dan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental. Tanpa akses yang cukup ke makanan yang beragam dan bergizi, individu dapat mengalami kelaparan dan malnutrisi. Kondisi tersebut kemudian dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan a.l. terhambatnya pertumbuhan, sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan lebih mudah sakit. Oleh karena itu, keamanan pangan dan gizi memainkan peran penting dalam mendukung dan meningkatkan kesehatan manusia.
Ketersediaan makanan juga memungkinkan individu untuk hidup aktif dan produktif. Makanan menyediakan energi dan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mental. Ketahanan pangan juga memainkan peran penting dalam memperkuat ikatan sosial di dalam masyarakat, karena ketersediaan pangan memungkinkan orang berkumpul untuk berbagi serta merayakan tradisi budaya.
Singkatnya, ketahanan pangan sangat penting untuk menjaga kesejahteraan manusia dan mendukung fungsi masyarakat secara keseluruhan.
Capaian Dambaan dalam Tema-1 adalah:
- Memperbaiki nutrisi dan mempromosikan diet seimbang.
- Pengalihan investasi dan insentif.
- Memfasilitasi akses ke sumber daya, keuangan, dan jasa yang produktif.
- Menghubungkan petani kecil ke pasar.
- Membangun pengetahuan dan mengembangkan kapasitas produsen pangan.
- Mengurangi penyusutan, mendorong penggunaan kembali dan daur ulang, serta mempromosikan konsumsi berkelanjutan.
- Mengatasi dan beradaptasi terhadap perubahan iklim.
- Memperkuat sistem inovasi.
Ketahanan pangan akan sulit tercapai tanpa tersedianya pendapatan dan akses kelapangan pekerjaan. Pendapatan yang stabil memungkinkan individu dan keluarga untuk berbelanja bahan pangan yang cukup dan bergizi secara teratur. Akses terhadap lapangan pekerjaan juga memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain yang kemudian membantu ketersediaan akses terhadap pangan dan kebutuhan lainnya. Selain itu, dengan memiliki pekerjaan, individu dan keluarga dapat menabung dan berinvestasi, contohnya tanah atau ternak, yang dapat menjadi sumber pangan sekaligus pendapatan.
Capaian Dambaan dalam Tema-2 adalah:
- Beradaptasi dan meningkatkan investasi dan keuangan.
- Mendorong diversifikasi produksi dan pendapatan.
- Menggunakan instrumen perlindungan sosial untuk meningkatkan produksi dan pendapatan.
Sistem pangan harus memiliki daya lenting terhadap guncangan guna memastikan ketersediaan dan aksesibilitas pangan bagi masyarakat, khususnya dalam masa krisis. Krisis yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan meliputi bencana alam, konflik, atau kemerosotan ekonomi. Pasokan pangan yang cukup di masa krisis sangat penting untuk mencegah kelaparan dan malnutrisi. Selain itu, sistem pangan yang tangguh diharapkan lebih siap untuk menghadapi tren jangka panjang, seperti perubahan iklim dan urbanisasi, serta jumlah penduduk yang terus bertambah.
Capaian Dambaan dalam Tema-3 adalah:
- Mencegah dan melindungi dari guncangan pada sistem pangan.
- Meningkatkan kelentingan/ketahanan pada sistem pangan.
- Menyiapkan dan merespon terhadap guncangan.
- Memperkuat lingkungan pendukung dan mereformasi kerangka kelembagaan.
Kelestarian lingkungan merupakan aspek yang mendasar untuk ketahanan pangan. Lingkungan yang lestari memungkinkan sumber daya seperti tanah, air, dan keanekaragaman hayati untuk dapat terus menopang produksi pangan. Tanpa perlindungan yang memadai, sumber daya ini dapat terdegradasi atau habis, yang kemudian dapat menyebabkan penurunan hasil panen sehingga ketersediaan pangan berkurang.
Perubahan iklim menjadi ancaman besar bagi ketahanan pangan global, karena dapat meningkatkan frekuensi cuaca ekstrem, seperti kekeringan dan banjir, yang dapat mengganggu produksi dan distribusi pangan. Dengan menjaga kelestarian lingkungan, misalnya melalui mengurangi emisi gas rumah kaca, kita dapat membantu mengurangi risiko perubahan iklim dan menjaga pasokan makanan yang stabil dan aman.
Capaian dambaan dalam Tema-4 adalah:
- Melestarikan, memulihkan, dan menggunakan sumber daya lahan secara berkelanjutan.
- Meningkatkan kesehatan tanah dan memulihkan lahan terdegradasi.
- Melindungi sumber daya dan mengelola kelangkaan air.
- Mengarusutamakan konservasi keanekaragaman hayati dan melindungi ekosistem.
- Memperkuat ketahanan ekosistem.
Tata kelola dan sistem informasi sangat penting untuk mewujudkan ketahanan pangan, terutama dalam aspek ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, dan pemanfaatan pangan. Tata kelola dimulai dari perencanaan yang komprehensif, pemantauan, evaluasi, serta pengendalian pembangunan yang berkesinambungan. Selain itu, dukungan kebijakan dan penganggaran akan mendukung keberhasilan mewujudkan ketahanan pangan. Untuk itu diperlukan sistem informasi dengan basis data yang mudah diakses, akurat, mutakhir dan terpadu agar dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan untuk mendukung tata kelola yang baik.
Capaian dambaan dalam Tema-5 adalah:
- Memfasilitasi akses ke sumber daya, keuangan, dan jasa yang produktif
- Membangun pengetahuan dan mengembangkan kapasitas produsen pangan
- Peningkatan transparansi dan akuntabilitas
- Pengalihan investasi dan insentif
- Memberdayakan masyarakat dan megentaskan ketidaksetaraan
- Mempromosikan hak tenurial yang aman bagi laki-laki dan perempuan
- Meningkatkan dialog dan koordinasi kebijakan
Bahan Bacaan
- FAO. 2019. Transforming Food and Agriculture to Achieve the SDGs: 20 interconnected actions to guide decision-makers. Rome. 78 pp.HLPE. 2020.
- FAO and IFAD. 2019. United Nations Decade of Family Farming 2019-2028. Global Action Plan. Rome.
- Food security and nutrition: building a global narrative towards 2030. A report by the High Level Panel of Experts on Food Security and Nutrition of the Committee on World Food Security, Rome.